Selasa, 19 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 Hukum OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
Hukum OHM
Mata Kuliah  : Fisika Dasar 2
Dosen Pengampu : Drs. Hadi Pramono M.Pd
                                                                                                          



Di susun oleh :
Nama : 
NIM : 
Kelas : Biologi ( C / II )
Kelompok : 6 ( Enam )
Asisten Praktikum : 1. 
                                   2. 
      

PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014

HUKUM OHM
A.    Tujuan

1.      Mempelajari hubungan antara tegangan  dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian .
2.      Menentukan besar hambatan suatu hambatan.

B.     Dasar Teori

Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal – terminal material penghantar berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melaui material ini, secara matematis hal ini dirumuskan sebagai berikut
                        V = IR
Dimana konstanta proporsionalitas atau kesebandingan R disebut sebagai resistansi. Satuan untuk resistansi adalah ohm, yaitu I V/A dan biasa disingkat huruf besar omega, Ω . (Durbin,2005)
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George simon ohm (1797-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung – ujungnya . Prinsip Ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkain, Ohm menentukan sebuah persamaan yang simple menjelaskan hubungan antara tegangan, arus dan hambatan yang saling hubungan. Tetapi beberapa zat terutama semi-konduktor , tidak mengikuti hukum Ohm. Sebuah grafik menunjukkan hubungan antara V dan I yang diberikan hukum Ohm menghasilkan garis lurus. Hukum Ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan. Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri. Yang dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan dihubungkan ujung ke ujung atau dalam suatu rantai.
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu , diperlukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (Hayt, 1991  )

C.    Alat dan Bahan

1.      Catu daya                                            1 buah
2.      Jembatan penghubung                         1 buah
3.      Kabel penghubung merah                    1 buah
4.      Kabel penghubung hitam                     1 buah
5.      Hambatan tetap 100Ω                        1 buah
6.      Hambatan tetap 47Ω                          1 buah
7.      Hambatan tetap 10Ω                          1 buah
8.      Papan rangkaian                                 1 buah
9.      Voltmeter                                            1 buah
10.  Ampermeter                                        1 buah

D.    Prosedur Kerja
1.      Dihidupkan catu daya kemudian di tutup scalar S
2.      Diatur amperemeter sehingga voltmeter menunjukkan tegangan sekitar 2 volt , kemudian dibaca kuat arus yang mengalir pada amperemeter dan dicatat hasilnya didalam tabel hasil pengamatan.
3.      Diatur lagi ponsiometer sehingga voltmeter menunjukkan tegangan sedikitlebih tinggi dari 2 volt , dibaca kuat arus pada amperemeter dan dicatat hasilnya di dalam tabel hasil pengamatan
4.      Diulangi langkah 2 sebanyak 3 kali , kemudian dicatat hasilnya di dalam tabel hasil pengamatan.
5.      Dirangkai seperti gambar berikut
endar0736.jpg
E.     Hasil Pengamatan
No
Muatan Basicmeter
Hambatan tetap
V(volt)
I (ampere)
R (Ω)
1
1 volt
10Ω
47Ω
100Ω
74
-
-
44 x 104
32 x 104
32 x 104
1,68 x 10-4
-
-
2
10 volt
10Ω
47Ω
100Ω
58
-
-
43 x 104
35 x 104
34 x 104
1,34 x 10-4
-
-
3
50 volt
10Ω
47Ω
100Ω
-
-
-
43 x 104
35 x 104
32 x 104
-
-
-
4
100 volt
10Ω
47Ω
100Ω
0,38
0,94
0,95
34 x 104
34 x 104
34 x 104
0,01 x 10-4
0,027 x 10-4
0,028 x 10-4

1.      A .Dik  =  V =                                       1 volt  
             I =                                              =    100- 56
Dit = R = ?                                                    100μA
Jawab = R = V                                       =  44 
                      I                                           100 x 10-6 = 44x 104
            =      74                                       = 100 - 68
                44x10-4                                      100μA
           = 1,63 x 10-4Ω                             = 32
2.      A . dik = V = 58                                        100 x 10-6  = 32 x 104
                I = 43 x 104                             = 100 - 68
        Dit = R = ?                                            100μA
      Jawab = R = V                                   =   32    
                            I                                         100 x 10-6  = 32 x 104      
                    =      58                               10 volt
                       43 x 104                             = 100- 57
                    = 1,34 x 10-4Ω                          100μA  
4 . A . dik = V = 0,38                                         = 43x 104
                I = 34 x 104                                   = 100 – 65
                                                                          100μA    = 35 x 104
        Dit = R = ?                                                = 100 – 66
      Jawab = R = V                                               100μA
                            I                                           = 34 x 104
                    =      0,38                               50 volt
                       34 x 104                                = 100 – 57
                    = 0,01 x 10-4Ω                               100μA
4 . B. dik = V = 0,94                                             = 43 x 104
              I = 34 x 104                                        = 100 – 65
        Dit = R = ?                                                 100μA
      Jawab = R = V                                            = 35 x 104
                            I                                            = 100 – 68
                    =      0,94                                         100μA
                       34 x 104                                  = 32 x 104
                    = 0,027 x 10-4Ω                     100 volt
4 . C. dik = V = 0,95                                              = 100 – 66
              I = 34 x 104                                              100μA
        Dit = R = ?                                                  = 34 x 104
      Jawab = R = V                                            = 100 – 66
                            I                                                  100μA
                    =      0,95                                     = 34 x 104
                       34 x 104                                   = 100 – 66
                    = 0,028 x 10-4Ω                               100μA    = 34 x 104

F.     Pembahasan
Percobaan Hukum Ohm ini bertujuan mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Pratikum ini menggunakan beberapa alat yaitu basicmeter, kabel penghubung merah dan hitam, papan rangkaian, jembatan penghubung, saklar satu kutub, kapsitor, dan catu daya. Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm). Selain itu perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
 Ketika catudaya dihubungkan ke rangkaian melalui kabel penghubung lalu dihidupkan, maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan. Besarnya tegangan dan kuat arus dapat dilihat dari angka yang ditunjukkan oleh Voltmeter dan Amperemeter. Dimana ampermeter di rangki secara seri dan voltmeter dirangkai secara paralel.
Hukum ohm menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan, perbandingan antara perbedaan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik.
Pada pratikum ini,  hipotesis saya adalah   hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian yaitu kuat arus sebanding dengan besar tegangan atau dituliskan
I V
atau dapat dituliskan hubungan kuat arus dan tegangan yaitu
R
Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere atau m2 kg s-1 C-2 , dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor yang dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt diujung-ujung konduktor tersebut
Hukum ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan, yakni V=IR. Sering hubungan ini dinamai hokum ohm. Akan tetapi, Ohm juga menyatakan, bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada V maupun I. Bagian kedua hokum ini tidak seluruhnya benar.
Hubungan V=IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial antara kedua  ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan (resistansi) resistor tersebut.
( Alonso,1979)
Pada pratikum ini, tegangan sumber yang kami gunakan adalah sebagai berikut
·      Tegangan sumber 1 volt dengan hambatan 1 Ω
                    Dengan tegangan sumber 1 volt, tegangan  yang diperoleh sebesar 74 volt, dan kuat arus yang diperoleh adalah 44 x 104 A. Dengan menggunkan rumus : R = V/I, maka hambatan (R) yang diperoleh adalah 1,68 x 10-4 Ω.

·      Tegangan sumber 10 volt dengan hambatan 10Ω
 Dengan tegangan sumber 10 volt, tegangan yang diperoleh sebesar 58 volt, dan kuat arus yang didapat 43 A. Sehingga hambatan yang diperoleh adalah 1,34 x 10-4 Ω.

·      Tegangan sumber 100 volt dengan hambatan 10Ω
                    Tegangan yang diperoleh adalah 0,38 volt, dan kuat arus yang diperoleh 34 A. Sehingga hambatan yang diperoleh adalah 0,01 x 10 -4Ω.

·      Tegangan sumber 100 volt dengan hambatan 47Ω
                    Tegangan yang diperoleh adalah 0,94 volt, dan kuat arus yang diperoleh 34 A. Sehingga hambatan yang diperoleh adalah 0,027 x 10 -4Ω.

·      Tegangan sumber 100 volt dengan hambatan 100Ω
                    Tegangan yang diperoleh adalah 0,95 volt, dan kuat arus yang diperoleh 34 A. Sehingga hambatan yang diperoleh adalah 0,028 x 10 -4Ω

G.    Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.   Tegangan (V) sebanding  dengan kuat  arus listrik (I)  di mana semakin besar tegangan (V) maka semakin besar pula kuat arus (I) yang dihasilkan
2.   Hukum Ohm adalah Perbandingan antara perbedaan potensial ∆ V antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik (hambatan) R
















DAFTAR PUSTAKA

Alonso,dkk. 1979. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga

Durbin,dkk. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga

Hayt, Wiliam.1991.  Rangkaian Listrik edisi keenam Jilid 1. Jakarta : Erlangga





3 komentar: