LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
Hukum
OHM
Mata
Kuliah : Fisika Dasar 2
Dosen
Pengampu : Drs. Hadi Pramono M.Pd
Di susun oleh :
Nama :
NIM :
Kelas : Biologi ( C / II )
Kelompok : 6 ( Enam )
Asisten Praktikum : 1.
2.
PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
HUKUM
OHM
A. Tujuan
1. Mempelajari
hubungan antara tegangan dan kuat arus
yang mengalir dalam sebuah rangkaian .
2. Menentukan
besar hambatan suatu hambatan.
B.
Dasar Teori
Hukum ohm
menyatakan bahwa tegangan pada terminal – terminal material penghantar berbanding
lurus terhadap arus yang mengalir melaui material ini, secara matematis hal ini
dirumuskan sebagai berikut
V = IR
Dimana konstanta proporsionalitas atau kesebandingan R
disebut sebagai resistansi. Satuan untuk resistansi adalah ohm, yaitu I V/A dan
biasa disingkat huruf besar omega, Ω . (Durbin,2005)
Untuk menghasilkan
arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk
menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George simon ohm (1797-1854)
menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung – ujungnya . Prinsip Ohm ini adalah besarnya
arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkain, Ohm
menentukan sebuah persamaan yang simple menjelaskan hubungan antara tegangan,
arus dan hambatan yang saling hubungan. Tetapi beberapa zat terutama
semi-konduktor , tidak mengikuti hukum Ohm. Sebuah grafik menunjukkan hubungan
antara V dan I yang diberikan hukum Ohm menghasilkan garis lurus. Hukum Ohm
menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan. Hukum Ohm
dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri. Yang dimaksud dengan rangkaian
tahanan seri adalah tahanan dihubungkan ujung ke ujung atau dalam suatu rantai.
Untuk
mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu ,
diperlukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. Hal ini dapat
dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan
hambatan bagi arus untuk mengalir (Hayt, 1991 )
C. Alat
dan Bahan
1.
Catu daya 1 buah
2.
Jembatan penghubung 1 buah
3.
Kabel penghubung merah 1 buah
4.
Kabel penghubung hitam 1 buah
5.
Hambatan tetap 100Ω 1 buah
6.
Hambatan tetap 47Ω 1 buah
7.
Hambatan tetap 10Ω 1 buah
8.
Papan rangkaian 1 buah
9.
Voltmeter 1
buah
10.
Ampermeter 1 buah
D. Prosedur
Kerja
1.
Dihidupkan catu daya kemudian di tutup
scalar S
2.
Diatur amperemeter sehingga voltmeter
menunjukkan tegangan sekitar 2 volt , kemudian dibaca kuat arus yang mengalir
pada amperemeter dan dicatat hasilnya didalam tabel hasil pengamatan.
3.
Diatur lagi ponsiometer sehingga
voltmeter menunjukkan tegangan sedikitlebih tinggi dari 2 volt , dibaca kuat
arus pada amperemeter dan dicatat hasilnya di dalam tabel hasil pengamatan
4.
Diulangi langkah 2 sebanyak 3 kali ,
kemudian dicatat hasilnya di dalam tabel hasil pengamatan.
5.
Dirangkai seperti gambar berikut

E. Hasil
Pengamatan
No
|
Muatan Basicmeter
|
Hambatan tetap
|
V(volt)
|
I (ampere)
|
R
(Ω)
|
1
|
1 volt
|
10Ω
47Ω
100Ω
|
74
-
-
|
44 x 104
32 x 104
32 x 104
|
1,68 x 10-4
-
-
|
2
|
10 volt
|
10Ω
47Ω
100Ω
|
58
-
-
|
43 x 104
35 x 104
34 x 104
|
1,34 x 10-4
-
-
|
3
|
50 volt
|
10Ω
47Ω
100Ω
|
-
-
-
|
43 x 104
35 x 104
32 x 104
|
-
-
-
|
4
|
100 volt
|
10Ω
47Ω
100Ω
|
0,38
0,94
0,95
|
34 x 104
34 x 104
34 x 104
|
0,01 x 10-4
0,027 x 10-4
0,028
x 10-4
|
1.
A .Dik
= V = 1 volt

Dit = R = ?
100μA


I 100 x 10-6 = 44x 104


44x10-4 100μA

2.
A . dik = V = 58 100 x
10-6 = 32 x 104

Dit = R = ? 100μA


I 100 x 10-6 = 32 x 104


= 1,34 x 10-4Ω 100μA
4 . A . dik = V = 0,38 = 43x
104

100μA = 35 x 104


I = 34 x 104


= 0,01 x 10-4Ω 100μA
4 . B. dik = V = 0,94 =
43 x 104

Dit = R = ?
100μA



34 x 104 = 32 x 104
= 0,027 x 10-4Ω 100 volt

I = 34 x 104 100μA
Dit = R = ?
= 34 x 104


I 100μA


= 0,028 x 10-4Ω 100μA = 34 x 104
F. Pembahasan
Percobaan
Hukum Ohm ini bertujuan mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang
mengalir dalam sebuah rangkaian. Pratikum ini menggunakan beberapa alat yaitu
basicmeter, kabel penghubung merah dan hitam, papan rangkaian, jembatan
penghubung, saklar satu kutub, kapsitor, dan catu daya. Untuk sementara
tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep
berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan
kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di
kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V
adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).
Selain itu perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan
konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R
atau dituliskan V = I.R.
Ketika
catudaya dihubungkan ke rangkaian melalui kabel penghubung lalu dihidupkan,
maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan. Besarnya tegangan dan kuat arus
dapat dilihat dari angka yang ditunjukkan oleh Voltmeter dan
Amperemeter. Dimana ampermeter di rangki secara seri dan voltmeter
dirangkai secara paralel.
Hukum ohm
menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan, perbandingan antara
perbedaan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik dari konduktor dengan
arus listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini
disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik.
Pada
pratikum ini, hipotesis saya adalah hubungan antara tegangan
dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian yaitu kuat arus sebanding
dengan besar tegangan atau dituliskan
I῀ V
atau dapat dituliskan hubungan kuat arus dan tegangan yaitu
R=
Dari
persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere atau
m2 kg s-1 C-2 , dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu
konduktor yang dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga
satu volt diujung-ujung konduktor tersebut
Hukum ohm
semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi
hambatan, yakni V=IR. Sering hubungan ini dinamai hokum ohm. Akan tetapi, Ohm
juga menyatakan, bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada V
maupun I. Bagian kedua hokum ini tidak seluruhnya benar.
Hubungan
V=IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial
antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya,
sedangkan R adalah hambatan (resistansi) resistor tersebut.
( Alonso,1979)
Pada
pratikum ini, tegangan sumber yang kami gunakan adalah sebagai berikut
· Tegangan sumber 1 volt dengan
hambatan 1 Ω
Dengan
tegangan sumber 1 volt, tegangan yang diperoleh sebesar 74 volt, dan kuat
arus yang diperoleh adalah 44 x 104 A. Dengan menggunkan rumus : R =
V/I, maka hambatan (R) yang diperoleh adalah 1,68 x 10-4 Ω.
· Tegangan sumber 10 volt dengan
hambatan 10Ω
Dengan tegangan sumber 10 volt, tegangan yang
diperoleh sebesar 58 volt, dan kuat arus yang didapat 43 A. Sehingga hambatan
yang diperoleh adalah 1,34 x 10-4 Ω.
· Tegangan sumber 100 volt dengan
hambatan 10Ω
Tegangan
yang diperoleh adalah 0,38 volt, dan kuat arus yang diperoleh 34 A. Sehingga
hambatan yang diperoleh adalah 0,01 x 10 -4Ω.
· Tegangan sumber 100 volt dengan
hambatan 47Ω
Tegangan
yang diperoleh adalah 0,94 volt, dan kuat arus yang diperoleh 34 A. Sehingga hambatan
yang diperoleh adalah 0,027 x 10 -4Ω.
· Tegangan sumber 100 volt dengan
hambatan 100Ω
Tegangan
yang diperoleh adalah 0,95 volt, dan kuat arus yang diperoleh 34 A. Sehingga
hambatan yang diperoleh adalah 0,028 x 10 -4Ω
G. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1.
Tegangan
(V) sebanding dengan kuat arus listrik (I) di mana semakin
besar tegangan (V) maka semakin besar pula kuat arus (I) yang dihasilkan
2.
Hukum
Ohm adalah Perbandingan antara perbedaan potensial ∆ V antara dua titik
dari konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah
konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik (hambatan) R
DAFTAR PUSTAKA
Alonso,dkk.
1979. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Durbin,dkk.
2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga
Hayt,
Wiliam.1991. Rangkaian Listrik edisi keenam Jilid 1. Jakarta
: Erlangga
kurang... mahh hihi tapi keren... kok
BalasHapusthank you ... :)
BalasHapusmantapss
BalasHapus